Minggu, 26 Oktober 2014

// // Leave a Comment

Awal 1



                Gadis itu sangat membuatku penasaran dengan parasnya, unik dan menarik. Dengan poninya yang menggoda, dan matanya yang terdapat bulatan hitam ditengahnya. Ya sebenernya wanita pada umumnya juga mempunyai mata yang kaya gitu sih, maaf sedikit lelucon.
                Gadis itu bernama Reka Fitriani, anak SD sebelah SDku, kecil hitam dan imut. Imut sekali, sampai – sampai aku melihatnya dengan mata terbuka, dia tetap wanita. Iya sih, bodohnya aku, baru tau ya. Saat ini kami masih menginjak umur kelas 5 SD, maksudnya umur anak kelas 5 SD pada umumnya. Tapi entah dating darimana, aku mulai suka dengan gadis itu, iya gadis yang masih kelas 5 SD, SD tetangga SD aku. Karena aku terlalu suka dengan gadis itu, iya gadis, aku bertanya dengan bunda tercintaku, mamak. Aku bertanya seperti ini.

                Aku : “Mak, aku boleh pacaran gak? Aku suka dengan cewek lho mak, dia perempuan. Boleh gak mak?”
                Mamak : “hah? Apa le? Beneran kamu mau pacaran? Gak boleh kecil – kecil pacaran. Nanti aja kalo udah SMP baru boleh pacaran”.
                Aku : “beneran mak?”
                Mamak : “Beneran”.

Dan sejak saat itu aku senang sekali, akhirnya aku bias kaya pemain sinetron haha. Emang kalian doing yang bisa pacaran hah? Aku juga bisa. Hahaha.
                Tapi lama kelamaan aku semakin gak bisa menahan hasratku untuk memiliki gadis kelas 5 SD ini, aku juga kelas 5 SD kok pada saat itu. Hingga akhirnya ku curhat masalah cewe untuk yang pertama kalinya dengan temanku. Dan temanku itu ada 2, yang sangat akrab dan sangat bermusuhan. Yang pertama namanya Dedi, kami memanggilnya Dedik. Yang kedua adlah seorang cewek, namanya Warsini, tapi kami lebih sering manggil dia Warsono. Ya ntah setan apakah yang merasuki pikiran kami ini ehingga memanggil nama teman kami ini dengan sebutan Warsono.
                Dedik itu orangnya hitam, tinggi, lebih besar dari aku. Tapi gak lebih pinter, karena dia selalu juara ke 3 di kelas. Pernah juara 1 tapi hanya sekali. Itupun karena aku gak juara 1. Dedi ini mempunyai jiwa PD yang cukup tinggi pada saat itu dan mempunyai jiwa gagah yang yah, biasa aja sih meskipun setidaknya lebih gagah dari aku.
                Sementara Warsono, ya Warsini lah biar lebih sopan manggilnya, juga anak yang cukup cerdas. Dia sering juara 2, pernah rangking 1 di kelas dan sekali lagi karena aku gak juara 1. Jadi deh Warsini yang mengambil juara 1 itu. Warsini ni adalah orang yang sangat ringan tangan, tapi tangannya berat. Nah tau maksudnya gak? Yu no lah. Masa gak ngerti sih? Tetapi dia adalah sahabat terbaik ang pernah aku punya selama aku sekolah di SD. Meskipun kata temen – temen dia itu suka denganku, tapi Warsono itu membantuku saat aku ingin menembak si Reka ini. Dan yang aneh adalah dia yang bikin kata – kata untuk aku kasih ke Reka, dan dia juga yang menulis surat Reka untuk kemudian di balas ke Pangeran ini. Iya aku, bener aku.
                Selama pacaran, banyak sekali bahan obrolan yang kami bicarakan, di surat. Kalau kata – kata yang keluar dari mulut sih ya sebatas ‘hai?’ ‘apa kabar’ ‘baik kan?’ ‘ah masa’ ya gitu lah. Gak pernah ngobrol banyak. Pernah sih banyak, di surat. Dan tempat yang sangat kami sayangi adalah beringin yang kata temen – tmenku itu ya beringin cinta. Aneh sih, serasa jadi pasangan setan aja gitu, memadu kasih di tempat setan. Ya mungkin setan asmara, yu no lah. Dan satu lagi tempat yang sangat kami sayangi adalah Bug cinta, tau Bug gak? Itu nah tempat pembatas penyebrangan sungai. Tau gak? Kalo enggak nanti deh Pangeran kasih tau gambarnya, tapi ntah kapan ngasihnya. Ya tunggu aja. Iya tunggu aja. Di Bug tadi kami hanya memandang punggung masing – masing, karena saat aku mau lihat dia, dia membelakangiku, dan begitu sebaliknya. Iya dibalik aja.
                Pernah kami ini ceritanya putus yah, itu karena temanku si Dedik tadi. Saat itu kami sedang main bola kaki (kami = Pangeran & Dedik), tiba – tiba bola itu melayang ke tempat Reka dan teman – temanku yang sedang duduk manis di Bug cinta. Kasian yah yang belum tau Bug. Kemudian yang ambil bola itu adalah si Dedik ini. Aku hanya melihat dari jauh, dan ternyata mereka membicarakan banyak hal, tapi aku cuek saja dengan hal itu. Hingga pada saat pulang, kami berdua ngobrol (kami = Pangeran dan Reka).
“Ren, kita putus”, katanya.
“Lah kenapa? Ngapa tiba – tiba kamu ngomong gitu ka?”
“Pokonya kita putus”, katanya ngotot.
“Tapi kaa…”, (sambil nangiis, enggak sih sebenernya. Dramatisasi aja, di ketikkan aja).
                Sejak saat itu kami putus, dan kemudian besiknya kami bertemu kembali, dan dia lagi yang memulai pembicaraan ini sekarang.
“Ren” sapanya.
“Iya ka? Ada apa?” sahutku singkat.
“Sorry ya kemaren aku ngomong gitu aja ke kamu. Sebenernya aku putus karena se Dedik bilang bahwa kamu itu sedang dekat dengan cewek pada saat latihan paduan suara kemaren” katanya panjang.
“Iya apa Dedik bilang gitu ke kamu Ka? Enggak kok, beneran. Hanya sebatas suka lihat aja akku nih. Beneran” jawabku lebih singkat.
“Maafin aku yah, kita gak putus lagi kok sekarang”
“Oke aku maafkan kok. Oke deh kita gak putus lagi” kataku. Oh ya, gak putus lagi = balikkan bahasa SD-ku. Kemudian Ren = Pangeran. Ini hubungannya, pangeran mempuyai huruf R, E, dan N kan. Nah ya sudah.

                Sejak saat itu kami kembali ke cerita awal, ya jarang ngobrol aja gitu. Pada saat kami mulai belajar di kelas 6, ada suatu even yang kami ikuti bersama – sama oleh seluruh perwakilan SD di kecamatanku. Aku Dedik di tunjuk unuk mengikuti acara tersebut. Sementara dari SD yang menjadi tempat belajar Reka, ada 3 orang juga, Reka, Nanik dan yang satu lagi aku lupa namanya. Bener, bukan factor umurku yang membuat aku lupa. Aku masih muda kok, 18 tahun dan masih jomblo.
                Kami diberi arahan untuk mengikuti even itu dan berkumpul di SD yang lain, ya anggep aja SD G lah (petunjuk : A = 1). Di sana aku bertemu dengan siswa – siswa dari beberapa SD di kecamatan kami. Dan cewenya cantik – cantik sih, apalagi cewek tuan rumahnya, cewe dari SD G tadi. Waktu itu aku lagi jalan sama Dedik, baru saja selesai dari memulai makan menu makanan yang telah di sediakan oleh penyedia kantin di daerah tersebut. Tiba – tiba ada sekumpulan 4 orang cewek tuan ruma tersebut sedang duduk – duduk, salah satu dari mereka menyapa kami berdua.
“Hei, kamu Ren kan?”
“iya” kataku, “kok tau?”
“gak, nanya aja gitu”.
Nah kan aneh kan, aku nanya kok tau di jawab enggak. Kan padahal dia udah tau, kok bilang enggak. Lah kan aneh, ini masih menjadi sesuatu kebiasaan menjawab yang salah. Pantas saja, dan pantas aja. Pantas ajalah pokoknya. Lupa mau nullis apa, beneran aku lupa.
                Besoknya aku kembali ke daerah tersebut, daerah si Tuan Rumah 4 cewek tersebut. SD G. untuk hari ke dua dan sampai hari akhir acara aku merasa menjadi orang yang paling ganteng. Hahaha, iyalah, Pangeran gitu. Oh iya, anam cewek yang aku kenal aku lebih dulu itu berinisial A, Apriyanti tepatnya. Anak perempuan yang lahir pada 14 april, haha. Update kan gue, iya soalnya sekarang dia jadi temen aku.
                Hal lain yang membuat aku semakin merasa menjadi orang ganteng adalah : Aku di kejar cewek coeg. Bener, cewek itu namanya anggep aja Putri. Tapi aku menjadi risih, soalnya bukan tipeku seperti dia. Lagian, mau di bawa kemana Rekanya Pangeran ini nah. Aku orang yang anti polipacarangami. Tapi untungnya hal itu bisa aku atasi dengan menaikki masalah itu.
                Dan untuk selanjutnya, aku tetap menjalani seperti biasa. Dengan Reka, Dedik, Warsini, Nani dan teman – teman sekelasku yang lain. Hingga pada akhirnya di adakanlah perpisahan kelas sebagai tanda dari akhir perjalanan kami sekolah di SD. Dan kalian tau apa yang menjadi hal yang sangat menyenangkan pada hari itu? Aku di undang pada acara itu. Kau tau betapa bangganya aku pada saat itu. Gak menyangka tau gak. Beneran.
                Setelah itu aku jarang lagi bertemu dengan teman – temanku, termasuk si Reka, pacar yang gak putus lagi. Karena semua teman – temanku pada sibuk untuk mendaftar di sekolah yang kami inginkan. Aku masuk ke SMP yang favorit di daerahku. Pada saat aku masuk sih belum favorit, pas aku masuk baru deh jadi favorit. Sebenernya sih karena kepseknya ganti -_-   .
                Saat aku masuk aku sangat merasa asing, karena aku makhluk asing, di kelas. Maksudnya kan teman – temannya baru gitu. Teman – teman SDku kebanyakan memilih untuk melanjut ke MTS di daerah kami, termasuk sahabatku Dedik dan Warsono. Aku udah cerita kan kalo Warsono itu nama aslinya warsini? Cewek dia ini. Beneran.
                Aku masuk kelas yang kata orang – orang itu adaah kelas unggulan. 7.1 nama kelasnya. Dan aku sendirian, dari SDku sendiri maupun dari SDnya si Reka-gak-jadi-putus. Mereka msuk ke kelas yang lain. Dan guess what, aku bertemu dengan 4 orang gadis Tuan Rumah. Apriyanti dkkk, dan kawan kawan kawan. Yu no lah.
=====================================================================================

0 komentar:

Posting Komentar

RenoAP